Sabtu, 29 September 2012

Kembaran 2 kali

Bukan mau mengingat- ingat masalalu, bukan mau mengungkit- ungkit yg sudah sudah, tapi ingin menguak semua yg terjadi secara kebetulan dan kebenaran, meskipun akhirnya jd kesalahan. Entah ini kebetulan atao gmn, tapi semua yg baru banget aku alamin itu sama banget kaya 2 tahun yg lalu. Saat seorang teman yang termangu layu dan lugu berdiam diri selalu seharian. Takdir yg terkuak ialah pertikaiannya dengan sang pacar yg menyebabkan kediamannya itu. Ikut larut saat mendengar ceritanya. Hanyut dalam kesedihannya. Risau dalam kegalauannya. Tak sadar ketika sampai di saat dimana aku tersadar ternyata aku pun sedang mengalami hal yg sama tapi asal masalah yg berbeda tapi intinya sama. "kita sama-sama sedang digencet" sama pacar masing2. Ooh yaampun keesokannya seonggok pesan yg ku terima di telpon genggam sontak menggemingkan tubuhku yang seksi ini. Beruntungnya aku ga memiliki jenggot, kalo ada mungkin sudah terbakar berkeping-keping. 'kita putus' kata simpel ini ga sesimpel akibatnya. Jadi salah tingkah, usaha banget semangat masuk kampus dgn batin terbakar. Masih juga harus disemprot sama kenek yg malakin uang 2000 perak. Pecah sudah petahanan benteng batin yg sudah ku jaga sedari rumah td. Pecah seiring perjalanan kampus. Allah masih sayang, ternyata sampai kampus tak ada anak sekelas. Tak ku temukan sama sekali. Smsku tak ada yg jawab. Ternyata aku kepagian. Tambah meledak lagi pecahan yg tadi. Setibanya dibilik toilet, sesenggukkan lah aku. Merintih karna perih dihati. Tersadar aku sendirian, dan suara tangisku semakin terdengar horor dan merdu. Dgn gemetaran, dan masih sesak duduklah aku dipendopo. Oh em ji, ada gebetan sama pacarnya yg lg sarapan bareng. Dipanggillah aku oleh si r, kata si n aku suruh gabung. Tapi toh aku jg ga tau mau kemana jadi yasudah. Dengan berat dan senang hati aku ikut bergabung. Lumayan dapet hiburan dr si gebetan yg nyuruh pacarnya makan sedangkan dirinya terus mengajak ngobrol sambil bercanda tanpa keikut sertaan pacarnya itu. Hiburan berikutnya dr si r, nyuruh pacarnya ambil minum yg ada di motornya. Tambah hiburan bgt itu. (yesss) dalem hati. Siangnya kesialan itu datang lagi melalui dosen tua renta yg super duper nyolotin. Dan ternyataaaaaa... Teman segenganku pun hubungannya tutup buku dihari itu juga. Okeh itu waktu tanggal 5 oktober 2010 lalu .
Sekarang terulang lagi, samaan lagi. Semalam baca status temen yg beda, hubungannya selesai. Kini, setelah baru hampir 2 tahun. Semua selesai. Tanpa tiba-tiba karna semua terjadi seperti direncanakan. Penyebabnya bukan apa yg baru terjadi, tapi akumulasi selama 2 tahun yg menurutnya benar dan yg terbaik. Tanpa sedikit peduli. Tanpa sedikit pendinginan. Semua pecah, berhambur dalam satu linangan sms. Keputusannya untuk mundur dikarenakan dia merasa diri blm atau tidak akan bisa membuatku bahagia. Dipikirnya besok minggu depan aku sudah harus menikah, karna dia blm siap jadi dia mundur. Ibarat besok belom tentu ujan, tapi sudah niat tak ingin kemana2 karna takut hujan. Berusaha kuat menerima keputusannya. Mengibaratkan semua kepesimisannya. Mendukung semua harapan doa dan impiannya. Yaitu pisah dan cari kebahagiaan dgn yg lain. Sudah barang tentu dia tidak bahagia dgnku bila dia blg bgitu. Tak sanggup menahannya, dan tak tega memaksanya untuk bertahan. Ibarat listrik yg koslet di fis, jika dipaksa akan berakibat buruk buat semua.

Papah mamah bolo-bolo

Kalo lagi kangen papah ato mamah itu nyesek. Ga bisa cerita kesiapa2 takut dibilang manja. Sabtu minggu itu tuh saatnya kumpul2 keluarga bgt, 5 hari kuliah, ngerjain tugas (sabtu minggu jg sih). Saking sibuknya sampe sabtu ada acara kampus pula. Hari jumat siang tuh udh detik yang paling bahagia, tp pas inget sabtunya ada acara, capenya jd nambah deh. Padahal belom sempet nanya mama yg hr minggu kemaren berobat ke ***...*, belom nanya perkembangannya gmn, jadi sedih sendiri. Padahal gw yg ngomporin mamah periksa. Mamah maap...
Papah juga ngangenin, padahal kalo ada jg ngeledekin mulu. Papah sekarang itu beda sama papah yg dulu. Dulu papah sering dirumah, tapi sekarang setelah papah punya komunitas speda yg namanya "gowes" papah jd jarang dirumah. Kongkow mulu sama gengannya di basecamp. Papah jd sering olah raga sih sepedaan gtu. Tapi jauh banget, ampe kecibinong, pernah jg ke tenjo. Salut bet sama papah. Tapi sekarang kangen, padahal biasanya jg ya biasa aja.

Sabtu, 22 September 2012

Malam ini seperti sekuali penuh cinta panas dan pekat

Dari awal aku ga sangka dan ternyata semua berlalu sampai detik ini. Dia temanku, teman rangerku. Dari watsapp yg ku terima dr dia bagaikan gledek di siang bolong. "kita yg bikin ppt", awalnya rada bingung ditambah salting jd keasinan dikit. Bagaimana membuat ppt berdua sedangkan jarak diantara kita terpaut ruang dan dimendi waktu yg sedikit beda. Akhirnya dengan tak yakin dan asal-asalan aku mengusulkannya untuk menginap saja dirumahku. Karna hari sudah sore dan jika pun ia diizinkan. Akhirnya keputusan itu dijalankannya dengan berbekal restu dr orangtuanya. Langsung ada kebimbangan dihati ini, apa dia ciyusaan? . Waktu demi waktu, hari demi hari, dan HARIpun sudah menikah *random*. Kupikir aku tenang saja, karna ia tak mengalami kesulitan dalam perjalanan. Akhirnya saat magrib tiba sesosok yg ku kenal datang terhuyung-huyung, manjejakkan kakinya diteras depan. Dengan wajah penuh sumringahan ia mengucap "assalammualaikum...." dengan lantang dan khas. Langsung aku terlonjak dr tempat duduk dan menghampirinya dgn muka penuh kekhawatiran *lebay*. Sampai juga ternyata, pikirku. Malampun tiba, saatnya kita untuk bergegas mengerjakan tugas yg datang mendadak. Selasainya tugas itu, kami mengucap hamdalah dengan separuh menguap lebaaaar. Kami ingin bergegas bobo cantik apik dan unik. Tapi sayang disayang, aku begitu usil dan memintanya untuk menceritakan rangkaian cerita dongeng fiksi yg terjadi disekitaran kampus. Tak disangka-sangka bersambung begitu hebatnya, semangatnya bercerita semakin menggebu-gebu katika kita sampai di satu topik itu. Entah datang dr mana rasa kantukku hampir mendominasi pertahananku. Kuputuskan untuk sekedar membuka majalah (dia masih bercerita). Sesudahnya ia bercerita malah ia jd galau. Saran-saranku yg sebenarnya pun sulit memotivasi terasa tak membantunya untuk bangkit dr kegalauan *sepertinya*. Malam semakin larut jam dindindpun tertawa karna ku hanya diam dan membisu. Akhirnya kami tertidur lelap dan gulita.
I'll be back

background